KAJIAN

ARTIKEL


ESENSI ZUHUD




idrisiyyah.or.id | 

Gus Sofiyudin mengajukan sebuah pertanyaan kepada Syekh Akbar setelah mendengar quote menarik tentang arti zuhud: 'Zuhud bukan meninggalkan dunia. Tapi zuhud adalah mengeluarkan dunia dari dalam hati'. Pertanyaannya adalah, jika zuhud tidak memperbolehkan cinta kepada kekuasaan berarti umat Islam tidak boleh berambisi terhadapnya. Jika umat tidak mengambil kekuasaan maka mereka (orang non muslim) yang akan mengambilnya. Dan dengan kekuasaan yang mereka raih diperuntukkan buat mengahncurkan umat Islam sendiri.

Syekh Akbar menjawab, Tasawuf memandang tujuan hidup itu adalah Allah SWT dan memandang dunia dengan segala isinya sebagai sarana (wasail). Jika melakukan hal tersebut, maka akan menjadi kekuatan, sebaliknya akan menjadi kecelakaan bagi yang menjadikan dunia sebagai tujuan, Allah pun hilang dalam hatinya. Manusia yang amanah adalah menjadikan Allah sebagai target dan dunia sebagai media. Karenanya kejarlah dunia setinggi-tingginya karena menjadi sarana meraih Ridha Allah.

Kelompok kapitalis telah menjadikan dunia dan kesenangan sebagai tujuan. Mereka membanggakan ideologinya dan menganggap dunia berjaya dan dikuasai mereka. Kehidupan mereka ditujukan untuk berlomba-lomba meraih dunia dan kesenangannya.

Para Nabi As berbeda-beda kondisinya, seperti Nabi Isa As yang faqir. Ada pula Nabi Sulaiman As yang diberikan kekuasaan dan kekayaan. Namun semua itu tidaklah membuatnya silau atau terhanyut. Hal itu ditunjukkan dengan peristiwa di mana Beliau mendengar seseorang yang mengucapkan 'subhanallah' ketika melihatnya terbang di atas angkasa dan dipayungi oleh burung-burung. Beliau lebih bangga dengan kalimat 'subhanallah' daripada kekuasaan yang disandangnya.

Maka tasawuf di era sekarang betapa penting dalam rangka menempa jiwa seperti Nabi Sulaiman As. Kekuasaan haruslah menjadi maslahat (bukan madharat) buat umat. Di negara ini harus hadir pemimpin semacam itu yang dikawal oleh para Ulama. Dengan kata lain harus ada Umaro yang bermakmum kepada Ulama.

@MK_IDRISIYYAH Pulomas, 5 Juni 2020