"Jika salah satu dari kalian kehilangan sesuatu atau mengharapkan pertolongan pada saat ia berada di tempat tak berpenghuni, maka bacalah: Wahai para hamba Allah, berilah aku pertolongan! Karena Allah memiliki para hamba yang kalian tidak mampu melihatnya."
Bacaan ini telah dibuktikan mujarab. Hadis ini diriwayatkan oleh Al Thabrani. Para perawinya dikategorikan dapat dipercaya hanya saja ada sebagian dianggap lemah. Namun Yazid ibn 'Ali tidak pernah ber-jumpa dengan 'Utbah. Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Sesungguhnya Allah mempunyai para malaikat yang bertugas mencatat daun yang jatuh dari pohon. Jika salah seorang dari kalian mengalami kepincangan di padang pasir maka berserulah: "Bantulah aku, wahai para hamba Allah."
Hadis ini diriwayatkan oleh Al Thabarani dan para perawinya dapat dipercaya.
Dari Abdullah ibn Mas'ud, ia berkata, Rasulullah Saw bersabda:
"Jika binatang tunggangan kamu lepas di padang sahara, maka ber-teriaklah: Wahai para hamba Allah tangkaplah, wahai para hamba Allah tangkaplah! karena ada malaikat Allah di bumi yang akan me-nangkapnya." HR Abu Ya'la dan Al Thabrani yang memberikan tambahan: وسيحبسه عليكم Malaikat itu akan menangkapnya untuk kalian.
Ini juga termasuk tawasul dengan cara memanggil. Terdapat keterangan bahwa Nabi Saw setelah dua rakaat fajar membaca:
"Ya Allah, Tuhan Jibril, Israfil, Mikail, dan Muhammad, saya berlindung kepada-Mu dari api neraka."Al Nawawi dalam Al Adzkar mengatakan, "Hadis di atas diriwayatkan oleh Ibnu Al Sunni. Setelah melakukan takhrij Al Hafizh mengatakan, "Hadis ini adalah hadis hasan. (Syarhul Adzkar karya Ibnu 'Allan vol. II hlm 139).
Penyebutan secara khusus Jibril, Israfil, Mikail dan Muhammad mengandung arti tawasul dengan mereka. Seolah-olah Nabi berkata, "Ya Allah, aku bertawasul kepada-Mu dengan Jibril dan seterusnya " Ibnu 'AIlan telah mengisyaratkan hal ini dalam Syarh Al Adzkar. "Tawasul kepada Allah dengan sifat ketuhanan-Nya, terhadap ruh-ruh yang agung," katanya. Ibnu 'Allan dalam Syarh Al Adzka vol II hlm. 29 menegaskan disyari'atkannya tawasul. Ia menyatakan seraya menta'liq hadis Allahumma inni as'aluka bi haqqissailin, "Hadis ini mengandung tawasul dengan kemuliaan orang-orang baik secara umum dari para pemohon / suka berdoa. Disamakan dengan mereka adalah para Nabi dan Rasul dalam kadar yang lebih.
Para Ulama di antaranya Imam Nawawi ad Dimasyqi telah mengalaminya. Ia melakukan perjalanan ibadah haji dengan berkendaraan unta. Ketika tersesat ia meminta pertolongan. Dan Allah memberikan jalan keluar.